TUGAS MATEMATIKA EKONOMI KELOMPOK 5
PENDAHULUAN
1.
LATAR
BELAKANG
Matematika sebagai alat
untuk analisis dalam berabagai bidang cabang disiplin ilmu, mempunyai peranan
sangat menonjol sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, baik mempelajari
teori ekonomi ilmu-ilmu sosial, matematika semakin banyak digunakan sebagai alat
untuk mempermudah pemecahan masalah serta sebagai alat untuk mengambil
keputusan ataupun perencanaan. Penggunaan matematika dalam berbagai disiplin
ilmu dinamakan sebagai matematika terapan, salah satunya adalah persamaan
diferensial, maka model penggunaan diferensial ini dinamakan sebagai
diferensial terapan atau aplikasi diferensial. Perhitungan diferensial
merupakan suatu perhitungan yang menyangkut masalah perubahan fungsi, maka
sebagai kaitan permasalahan yang muncul di dalam teori ekonomi di antaranya
penghitungan Laba (keuntungan), Investasi serta Pajak.
Diferensial membahas tentang tingkat perubahan suatu fungsi sehubungan
dengan perubahan kecil dalam variabel bebas fungsi yang bersangkutan.
Diferensial dapat pula di sidik kedudukan-kedudukan khusus dari fungsi yang
sedang dipelajari seperti titik maksimum, titik belok dan titik minimumnya jika
ada. Berdasarkan manfaat-manfaat inilah konsep diferensial menjadi salah satu
alat analisis yang sangat penting dalam bisnis dan ekonomi.
2.
RUMUSAN
MASALAH
Rumusan masalah pada
penulisan makalah ini adalah penerapan
persamaan diferensial pada matematika ekonomi dan bisnis.
BAB 2
PEMBAHASAN
1.1. LIMIT DAN KONTINUITAS
1.1.1.
PENGERTIAN LIMIT FUNGSI
Definisi : Fungsi
dikatakan mempunyai limit
untuk
bila untuk setiap bilangan positif e yang diberikan, terdapatlah
bilangan positif d
sedemikian hingga untuk semua nilai x dimana
<
< d berlaku
< e
|
Secara grafis diragakan :
|
|
|
|
|
|
|
Pernyataan
<
< d berarti x berada diantara (
- d ) dan (
+ d ) atau
(
- d ) < x < (
+ d ) . Dalam hal d cukup kecil maka x sangat
mendekati
( x®
, x ¹
).
Dengan kalimat sederhana, arti
geometris definisi tersebut di atas adalah sebagai berikut :
Fungsi f(x) dikatakan mempunyai
nilai mendekati L untuk x mendekati
bila dan hanya bila
setiap kali di tetapkan nilai e positif kecil, selalu
dapat di temukan nilai d sedemikian hingga selisih
harga antara f(x) dan L selalu
lebih kecil dari e bila jarak antara x dan
kurang dari d .
Contoh : Buktikan
(
) = 1
Penyelesaian : Untuk setiap
harga e positif (e > 0), harus dapat ditemukan d positif ( d > 0 ) sedemikian hingga apabila
0 < |x-0| < d maka |f(x)-1| < e atau
Caranya : | (
) - 1| = |
|
£
<
<
<
4
Dengan
mengambil d <
e maka diperoleh |f(x)-1|
< e ,
1.1.2.
PENGERTIAN KONTINUTAS
Fungsi kontinutas:
dalam matematika adalah fungsi, yang bila dijelaskan secara intuitif, perubahan
kecil dalam masukannya berakibat perubahan kecil pula pada keluaran. Bila tidak
demikian, fungsi tersebut dikatakan diskontinu. Fungsi kontinu dengan fungsi
invers kontinu pula disebut bikontinu. Gagasan intuitif kekontinuan dapat
diberikan oleh pernyataan bahwa fungsi kontinu adalah fungsi yang grafiknya
dapat digambar tanpa mengangkat kapur dari papan tulis
Contoh
(a). Fungsi f dengan rumus
diskontinu di x = 1 karena f (1)
tidak terdefinisi.
(b). Fungsi Heavyside
H yang didefinisikan oleh
diskontinu di x = 0 sebab
tidak ada.
(c).
Fungsi g dengan definisi:
diskontinu
di x = 2 sebab g(2) = 3 sedangkan
. Namun
demikian fungsi g kontinu di x = 1 sebab
.
1.2. PENGERTIAN DIFERENSIAL
diferensial adalah
salah satu cabang kalkulus dalam matematika yang mempelajari bagaimana nilai
suatu fungsi berubah menurut perubahan input nilainya. Topik utama dalam
pembelajaran kalkulus diferensial adalah turunan. Turunan dari suatu fungsi
pada titik tertentu menjelaskan sifat-sifat fungsi yang mendekati nilai input.
Untuk fungsi yang bernilai real dengan variabel real tunggal, turunan pada
sebuah titik sama dengan kemiringan dari garis singgung grafik fungsi pada
titik tersebut. Secara umum, turunan suatu fungsi pada sebuah titik menentukan
pendekatan linear terbaik fungsi pada titik tersebut.
CONTOH DIFERENSIAL
. Tentukan
turunan pertama dari y = 5x2 + 7 adalah . . .
4x + 3
Jawab :
y = 5x2 + 7, kita misalkan U = 5x2+7 maka du/dx = 10 x
4x + 3 V = 4x + 3 maka dv/dx
= 4
= V. du/dx – U. dv/dx
V2
= (4x+3) (10x) – (5x2 + 7) (4)
(4x + 3)2
= 40x2 + 30x – 20x2 – 28
(4x + 3)2
= 20x2 + 30x – 28
(4x +
3)2
1.3.1. The Difference Quotient
Fungsi (a primitive function) : y =
f (x)
Kemudian, nilai fungsi
atau dependent variable y berubah dari
y0 = f (x0) ke y1 = f (x1), karena nilai independent
variable x berubah dari
x0 ke x1.
Maka timbul :
∆y/∆x
yaitu perubahan pada
varabel y karena perubahan per unit atau 1 unit pada
variabel x (the change in y per
unit of change in x), yang dinyatakan
dengan istilah the difference quotient
:
Diagram
: The Difference Quotient atau the
Function Slope
f (x + ∆x) − f (x) = ∆y
f (x + ∆x)
Contoh :
y =
f (x) = 3 x2 − 4 → a primitive function
6 x0 ∆x + 3 (∆x)2
= −−−−−−−−−−−−− = 6 x0
+ 3 ∆x = 6.3 + 3.4 =30
∆x apabila x0
= 3 dan ∆x = 4
Artinya, secara rata-rata,
perubahan x dari 3 ke 7 menyebabkan perubahan pada fungsi atau y sebesar 30 unit untuk setiap unit perubahan
x atau per unit perubahan x.
1.3.2.
eksponensial
Fungsi eksponensial adalah salah satu fungsi yang paling
penting dalam matematika. Biasanya, fungsi ini
ditulis dengan notasi exp(x) atau ex, di
mana e adalah basis logaritma natural yang kira-kira sama dengan 2.71828183.
Fungsi eksponensial
(merah) terlihat hampir mendatar horizontal (naik secara sangat perlahan) untuk
nilai x yang negatif, dan naik secara cepat untuk nilai x yang positif.
Sebagai fungsi
variabel bilangan
real x, grafik ex selalu
positif (berada di atas sumbu x) dan nilainya bertambah (dilihat
dari kiri ke kanan). Grafiknya tidak menyentuh sumbu x, namun
mendekati sumbu tersebut secara asimptotik. Invers dari fungsi
ini, logaritma
natural, atau ln(x), didefinisikan untuk nilai x yang
positif.
a.
Eksponen dan
Sifat-sifatnya Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa notasi eksponen atau
notasi pangkat sangat berguna untuk menuliskan hasil kali sebuah bilangan
dengan bilangan itu sendiri dalam bentuk yang lebih ringkas, misalnya : (1). 34
= 3 x 3 x 3 x 3 (2) -2 5 = (-2) x (-2) x (-2) x (-2) x (-2) Sekarang sudah
menjadi kelaziman untuk menuliskan perkalian sembarang bilangan real a sebanyak
n kali, yaitu a x a x a x … x a sebagai an . Dengan kata lain didefinisikan
bahwa untuk setiap a E R (himpunan bilangan real) dengan n bilangan bulat
positif, notasi an adalah hasil kali n buah faktor a, atau a n = a x a x a x …
x a. Tentunya kita masih ingat dengan baik, bahwa bentuk an dibaca “a pangkat
n” atau „ a eksponen n”. Bilangan a dinamakan bilangan pokok atau basis,
sedangkan bilanangan n dinamakan pangkat atau eksponen atau indeks.
Contoh:
Nilai
dari
Jawab:
1.3.3. logaritma
Operasi logaritma dapat diartikan sebagai operasi kebalikan dari
menentukan nilai pemangkatan menjadi menentukan pangkatnya.
Jika x = an maka alog x = n, dan sebaliknya jika alog x = n maka X
= an. Hubungan antara bilangan berpangkat dan logaritma dapat dinyatakan
sebagai :
alog x = n ↔ x = an
a = bilangan pokok atau basis, a>0 ; a ≠1
x = yang dicari nilai logaritmanya, x>1
n = hasil logaritma
contoh:
1. Jika 2log x = 3
Tentukan nilai x = ….
Jawab:
2log x = 3 à x = 23
x = 8.
1.4.Garis singgung parabola
melalui titik pada parabola
Pada pembahasan kali
ini kita akan membahas tentang persamaan garis singgung pada parabola yang
melalui titik di parabola.
Pada parabola yang membuka ke kiri/kanan
Untuk menentukan persamaan garis singgung parabola di
titik (x1, y1) yang terletak
pada parabola, pertama kita pandang parabola dalam bentuk y2 = 4px dan rumus persamaan garis singgung .
Also Read:
persamaan garis singgung parabola y2 = 4px dengan kemiringan m adalah
. Jika titik (x1, y1) merupakan titik singgung garis pada parabola, maka
akan berlaku
Sekarang nilai m akan kita
cari dalam bentuk x1, y1 dan c yang mana parameter itu sudah
diketahui/diberikan.
Kalikan masing-masing ruas pada persamaan (1)
dengan m diperoleh bentuk persamaan kuadrat
x1m2 – y1m + p = 0
yang memberikan penyelesaian untuk m
Karena titik (x1, y1) juga terletak pada parabola maka juga berlaku
hubungan
y12 = 4px1 …………………………………………………(3)
sehingga jika disubstitusikan ke persamaan (2)
diperoleh
Jika nilai m disubstitusikan
ke persamaan garis singgung diperoleh
y = mx +
.
Substitusi nilai y12 = 4px1 ke
persamaan di atas diperoleh
y1y = 2p(x + x1)
Jadi jika P(x1, y1) titik pada
parabola y2 = 4px, maka persamaan garis singgung parabola di titik P
diberikan oleh persamaan
y1y = 4p½(x + x1) ………………………………………(5)
Misalkan P(x1 , y1) titik pada
parabola (y – k)2 = 4p(x – h), maka persamaan
garis singgung parabola di titik P dapat dicari
dari persamaan (5) dengan mentranslasikan sumbu-sumbu koordinat sedemikian
hingga titik asal (0, 0) menjadi titik dengan koordinat (h, k), yaitu dengan
substitusi
(y1 – k)(y – k) = 4p(½(x + x1) – h) ……………………………………(6)
Jika parabola dalam bentuk umum Cy2 + Dx + Ey + F = 0, maka persamaan garis singgung parabola yang
menyinggung di titik P(x1, y1) dapat
dituliskan dalam bentuk:
Cy1y + ½D(x + x1) + ½E(y + y1) + F = 0
……………………………………………. (7)
Contoh :
Tentukan persamaan garis singgung parabola y2 = 8x di titik yang mempunyai ordinat 4.
Jawab:
Kita nyatakan parabola dalam bentuk baku
y2 = 8x
y2 = 4.2x
Dari persamaan di atas terlihat bahwa p = 2 dan puncak parabola di titik (0, 0)
Untuk menentukan koordinat titik yang terletak pada
parabola dengan ordinat 4, kita masukkan y = 4 pada
parabola maka diperoleh absis
42 = 8x
x = 2
Jadi titik singgung yang dimaksud adalah (2, 4).
Dengan mempergunakan persamaan (5) kita peroleh
4y = 2.2(x + 2)
⇒4y = 4x + 8
⇒x – y + 2 = 0
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Persamaan differensial
memegang peranan penting dalam rekayasa, fisika, ilmu ekonomi dan berbagai
macam disiplin ilmu. Teori persamaan differensial sudah cukup berkembang, dan
metode yang digunakan bervariasi sesuai jenis persamaan. Persamaan differensial
terbagi menjadi dua yaitu persamaan differensial biasa dan persamaan
differensial parsial. Persamaan differensial biasa (PDB) adalah persamaan
differensial di mana fungsi yang tidak diketahui (variabel terikat) adalah
fungsi dari variabel bebas tunggal. Persamaan differensial parsial (PDP) adalah
persamaan differensial di mana fungsi yang tidak diketahui adalah fungsi dari
banyak variabel bebas, dan persamaan tersebut juga melibatkan turunan parsial.
Didalam persamaan
differensial biasa, dipelajari tentang konsep persamaan differensial linear dan
Persamaan differensial linear orde satu.
Persamaan differensial linear adalah persamaan yang mengandung turunan
tingkat satu yaitu turunan dengan satu peubah bebas. Sedangkan Persamaan
differensial linear orde satu adalah persamaan yang mengandung turunan tingkat
satu dimana turunan tertinggi yang terdapat dalam persamaan tersebut adalah
satu.
Bentuk persamaan
differensial linear
Bentuk persamaan
differensial linear orde satu
Persamaan differensial
sangat menarik dipelajari, karena persamaan differensial memegang peranan
penting dalam berbagai macam ilmu. Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita
untuk memahami persamaan differensial, khususnya persamaan differensial linear
orde satu.
3.2. Saran
Sebaiknya kita harus
memahami dan mengerti tentang persamaan diferensial baik dari bentuk umumnya sampai pada
penyelesaiannya. Karena dengan menguasai
persamaan differensial, kita akan lebih mudah menyelesaikan permasalahan
dalam persamaan differensial biasa. Selain itu, kita juga harus paham tentang
teknik – teknik turunan maupun teknik pengintegralan yang pernah dipelajari
pada mata kuliah kalkulus sebelumnya. Hal ini agar dapat mempermudah dalam
menyelesaikan soal – soal persamaan differensial biasa, karena dalam persamaan
differensial sangat berkaitan dengan turunan dan integral
Ini dapet nyontek di mana ya?
BalasHapusIni dapet nyontek di mana ya?
BalasHapus